Komsospol

KOMSOSPOL journal publishes original research and/or library analysis on Communication Studies which focuses on the study of:
Media, Journalism, Public Relations, Broadcasting, Corporate Social Responsibility (CSR), Content analysis and framing, libraries and information, Marketing Communication, Organizational Communication, Political Communication , Cultural Studies, Ethics and Communication Philosophy, Information Communication Technology (ICT), Health Communication, Disaster Communication, New Media.

Readmore

KOMSOSPOL journal publishes original research and/or library analysis on Communication Studies which focuses on the study of:
Media, Journalism, Public Relations, Broadcasting, Corporate Social Responsibility (CSR), Content analysis and framing, libraries and information, Marketing Communication, Organizational Communication, Political Communication , Cultural Studies, Ethics and Communication Philosophy, Information Communication Technology (ICT), Health Communication, Disaster Communication, New Media.

ISSN
2829-6427 (printed) | 2809-2074 (online)
Published
2024-05-28

Articles

Peran Komunikasi Pembangunan Agama Dalam Pembentukan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Keliling (Study Kasus Desa Adiluwih Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung)

Indonesia is a country that has a large religious foundation, therefore every aspect of Indonesian society's life must be based on religious foundations, especially in the field of communication. Communication is a primary activity in every human life, in communication there is an applied concept that is very important for human progress, namely the concept of development. In the practice of communication, it must have a development concept in it, so that the discipline of development communication emerges. Development communication is a communication science discipline that forms development concepts aimed at improving the quality of life of society, namely by increasing human resources using basic development concepts. Religious development communication offers an important role in instilling religious values, especially in childhood, the role of religious development communication is the beginning of forming good patterns of religious application for children. TPA is a forum that must maximize its role in instilling religious understanding in children. TPA not only teaches religious spiritual practices, but aspects of religious life must begin to be taught at TPA, therefore the communication process for religious development can be maximized in the management of TPA as a means for children to develop religious values. Mobile TPA is the latest innovation as a learning tool. Mobile TPA prioritizes the principle of friendship because in the process, TPA activities are carried out in students' homes alternately, so that it can create familiarity and feelings of sympathy and empathy in students, so that Islamic values in terms of muamalah little by little begin to be familiarized from childhood, namely the concept of friendship.

Konsep Uzlah Neo-Sufisme dan Relevansinya Dengan Upaya Menjaga Kesehatan Mental di Era Kontemporer (Kajian Psikosufistik)

Uzlah is one aspect of Sufism that is often seen as negative by some people. They consider that uzlah is an anti-social activity and is considered a disregard for environmental conditions which is full of slander and evil. However, environmental conditions are also a factor that influences mental health. This research attempts to explain the Neo-Sufism concept of uzlah which can be applied in this contemporary era and its relevance to efforts to maintain mental health. Mental health, just like physical or bodily health, must be maintained in order to be able to carry out daily activities well and create a healthy community environment as well. This research is a qualitative research with library research. The approach used is a psychosufistic approach. The results of the discussion in this research found that the concept of uzlah as defined by neo-Sufism (Nurcholis Madjid, Buya Hamka) is exile as an effort to strengthen the mental or soul so that they can develop new strategies and strengths and fortify themselves so that they can fix and improve the social conditions of society, not means running away from society. The use of neo-Sufism, to develop strategies and strengthen the soul, certainly has a very close relevance to maintaining mental health so that it does not become easily fragile amidst the pressures faced in the environment and becoming a more optimistic, positive and visionary human being with the steps outlined in discussion.

Strategi Dakwah Bil Hal melalui Fashion Pakaian Muslimah di Kalangan Milenial: Studi Kasus Brand Namira Boetique

Tren fashion muslimah membuka peluang bisnis dan dakwah untuk mengajak perempuan muslimah menutup aurat. Desainer muslimah modern menghadirkan ragam model dan padu padan menarik, sehingga diterima semua kalangan. Hal ini memotivasi muslimah untuk mengikuti syariat Islam dalam berpakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan dakwah bil hal melalui fashion yang dilakukan oleh Namira Boetique di kalangan milenial dan untuk mengetahui respon konsumen pakaian muslim Namira Boetique terhadap dakwah bil hal melalui fashion yang dilakukan oleh Namira Boetique. Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu kualitatif desriptif melalui penelitian lapangan (Field Researh), sedangkan sampel yang digunakan purposive sampling kepada 6 informan yakni Owner Namira Boetique dan lima konsumen Namira Boetique. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dianalisis dengan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Strategi pengembangan dakwah bil-hal melalui fashion pakaian muslimah di generasi milenial pada brand fashion Namira Boetique bisa dikatakan berhasil atau efektif, sebagaimana hasil dari data lapangan penelitian peneliti. Karena Namira boetique mampu mengajak serta memotivasi masyarakat khususnya generasi milenial untuk menggunakan pakaian sesuai dengan syariat islam. Adapun Adapun strategi Namira Boetique dalam komodifikasi dakwah bil-hal melalui fashion pakaian muslimah yaitu Komodifikasi Komodifikasi konten atau isi media komunikasi, Komodifikasi Khalayak atau Audiens dan Komodifikasi Tenaga Kerja.

Hirarki Pengaruh dalam Kebijakan Redaksi: Studi Kasus di tvOne dan Metro TV Dalam Pemberitaan Pilpres 2019

Tahun 2019 pemilu presiden dan wakil presiden kembali mempertemukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden di Indonesia. Momentum tersebut membuat konstelasi politik nasional di Indonesia cukup memanas dikalangan masyarakat. Peran media menjadi sangat penting bagi masyarakat dalam mencari informasi pilpres. Ideologi suatu media akan memengaruhi kebijakan redaksi sebuah berita. Isi berita merupakan hasil konstruksi yang dipengaruhi oleh berbagai unsur. Maka muncul pertanyaan bagaimana hierarki pengaruh dalam kebijakan redaksi pada pemberitaan pilpres 2019 ditinjau dari perspektif islam? Agama islam pada dasarnya adalah agama yang eksklusif yang mengikuti Alquran dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Hirarki Pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini berasumsi bahwa isi pesan media yang disampaikan adalah hasil dari pengaruh beberapa faktor hierarki media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model deskriptif serta menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma yang memandang realitas sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi dari hasil konstruksi. Dalam penelitian ini, isi berita dipengaruhi oleh lima level pengaruh hierarkis ditinjau dari perspektif Islam. Pertama, level individu pengaruh datang melalui reporter. Kedua, level pengaruh rutinisas datang dari pimpinan redaksi yang menentukan arah pemberitaan. Ketiga, level pengaruh organisasi media terkait pengaruh pemilik media. Keempat, Extra Media Level yaitu adalah pengaruh-pengaruh yang berasal dari sumber berita, public relation, pengiklan dan penonton, pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.  Kelima, Ideologikal Level yaitu hubungan antara pembentukan sebuah konten media, nilai-nilai, kepentingan dan relasi kuasa media.

Analisis Fenomena Flexing: Keterkaitan Antara Gaya Hidup dan Popularitas

Era digital melahirkan fenomena baru, salah satunya gaya hidup flexing di media sosial. Pengguna platform online ini berlomba-lomba memamerkan kemewahan, kekayaan, dan gaya hidup glamor untuk meraih popularitas. Penelitian ini, melalui studi literatur, mengkaji berbagai faktor yang mendorong perilaku flexing. Hasilnya menunjukkan bahwa sikap, pengalaman, kepribadian, kelas sosial, dan faktor lainnya dapat memengaruhi seseorang untuk melakukan flexing. Di era post-truth, di mana informasi di media sosial tidak selalu dapat dipercaya, pengguna perlu kritis terhadap konten yang dilihat. Penting untuk tidak mudah terpengaruh oleh citra yang ditampilkan orang lain dan tetap menjaga kecerdasan dalam bermedia sosial.

Strategi Komunikasi Orangtua dalam Pengajaran Sholat Lima Waktu pada Anak Usia Dini

Abstrak Kewajiban umat beragama Islam dalam melaksanakan Sholat lima waktu dan telah dipelajari semenjak usia dini.  Anak usia dini dianggap dapat menyerap apapun yang dilihat dan didengarnya serta mengikuti apa yang orangtua lakukan. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai strategi komunikasi yang digunakan oleh orangtua dalam mengajarkan sholat lima waktu pada anak. Informan dalam penelitian ini adalah Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Raden Intan Lampung yang memiliki anak dalam rentang usia 2-6 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tradisi studi kasus dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam.Teori dalam penelitian ini adalah teori strategi komunikasi oleh Harold D. Laswell dan teori behaviorisme oleh Skinner. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori strategi komunikasi Harold D. Laswell dimana model komunikasi yang digunakan adalah komunikasi interpersonal dan dengan pendekatan teori behaviorisme Skinner dimana anak menjadi terbiasa melihat orangtua rutin dalam melaksanakan sholat lima waktu sehingga anak dengan sukarela mengikuti hal tersebut. menunjukkan bahwa Strategi Komunikasi Orangtua dalam Pengajaran Sholat Lima Waktu pada Anak telah berhasil menciptakan komunikasi yang efektif demi mencapai tujuan utama dari mengajarkan shalat lima waktu pada anak.   The obligation of Muslims in performing the five dailyprayers has been studied since early childhood. Young children are considered capable of absorbing anything they see and hear and following what their parents do. Researchers aim to further examine the communication strategies used by parents in teaching the five daily prayers to their children. The informants in this study are Faculty of Da'wah and Communication Sciences (FDIK) lecturers at UIN Raden Intan Lampung who have children aged 2-6 years old. This study uses a qualitative method with a case study tradition and data collection techniques using in-depth interviews. The theories in this study are the communication strategy theory by Harold D. Laswell and behaviorism theory by Skinner. The results of this study are in line with Harold D. Laswell's communication strategy theory where the communication model used is interpersonal communication and with the behaviorism theory approach by Skinner where children become accustomed to seeing their parents regularly performing the five daily prayers so that children willingly follow suit. This indicates that Parental Communication Strategies in Teaching the Five Daily Prayers to Children have successfully created effective communication to achieve the main goal of teaching children the five daily prayers.