TINJAUAN YURIDIS ATAS PERBUATAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG (Studi Pada Pengadilan Negeri Menggala)

Published: Dec 23, 2023

Abstract:

Peristiwa yang terjadi di Lawadjitu Selatan, Kabupaten Turan Bhawan ini berkisah tentang seorang ayah bernama Yantri Bin Nengkuasa yang memperkosa seorang perempuan hingga hamil anak kandungnya sendiri bernama Nopitasari Binti Yantri. Sebagai ayah kandung, sebagai orang tua, pelaku seharusnya melindungi anak tersebut. Selain itu, korban juga mengalami trauma mendalam akibat diperkosa oleh orang tuanya, malu berinteraksi dengan masyarakat, malu, depresi, bahkan berisiko mengalami berbagai permasalahan lainnya. Bahwa korban akan mengakhiri hidupnya seperti ini. bunuh diri. Bagaimana putusan Mengadili pelaku pemerkosaan terhadap anaknya sendiri?

Dari pemaparan di atas, penulis mengambil beberapa pertanyaan yang patut disimak dalam ulasan kali ini. Khususnya: 1. Bagaimana hakim secara sah mempertimbangkan demonstrasi pelanggar hukum atas penyerangan yang dilakukan oleh pelaku terhadap anak kandungnya? 2. Pilihan apa yang diambil oleh pihak berwenang yang ditunjuk sehubungan dengan pelaku penyerangan terhadap anak mereka sendiri? Mengingat permasalahan yang dikaji di atas, maka untuk menyederhanakan pasal ini, maka ruang lingkup pembahasan eksplorasi dibatasi pada disiplin atas pelanggarannya dan pertimbangan sah dari penguasa yang ditunjuk. Saat mengadili pelaku perbuatan salah penganiayaan terhadap anak perkenalannya dengan dunia di Pengadilan Negeri Menggala dalam perkara pidana nomor: 152/Pid. B/2023/PN.Mgl dan pihak Yantori yang berperkara yang melakukan aksi kriminal tersebut. Pasal 81 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Jaminan Remaja Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP. Maksud dari pendalaman ini adalah untuk menjelaskan apa saja yang perlu dipertimbangkan oleh hakim secara sah sehubungan dengan demonstrasi jahat penyerangan terhadap anak kandung pelakunya dan bagaimana seharusnya mentalitas pejabat yang ditunjuk terhadap pelaku penyerangan terhadap anak kandung. Berikan pilihan. anak. Strategi pemeriksaan yang digunakan adalah pendekatan isu yang mencakup pendekatan standarisasi dan pendekatan uji coba. Pendekatan regulasi adalah metodologi yang melihat standar dan aturan yang sah melalui dokumentasi, sedangkan metodologi eksak adalah metodologi yang menganalisis kejadian di lapangan melalui persepsi dan pertemuan. Berdasarkan akibat penilaian tersebut, maka diputuskan bahwa perbuatan curang yang dilakukan oleh tergugat adalah penganiayaan terhadap anak yang diadili oleh Kantor Pemeriksa, dengan mengesampingkan Pasal 81 Ayat 1 Peraturan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 untuk keadaan tersebut. . Persoalan keselamatan anak bergantung pada Pasal 64 ayat 1 KUHP dan hakim mengingat putusan tersebut merupakan penilaian bahwa yang lebih meresahkan adalah perbuatan tergugat merugikan anak tersebut. Nasib saksi korban dimusnahkan, katanya. Yang meringankan bagi responden adalah tidak adanya kondisi yang meringankan. Mengenai terbitnya surat ini, pencipta berpendapat bahwa dalam pidana yang berat seharusnya hakim menjatuhkan hukuman paling berat 15 tahun penjara, yang apabila tidak ada syarat-syarat yang meringankan bagi tergugat, maka seharusnya demikian. dipaksa.

Kata Kunci : Kejahatan asusila yang dilakukan oknum di lingkungan kepolisian Indonesia

Keywords:
1. kejahatan
2. Asusila
3. Oknum
4. Anggota Kepolisian RI
Authors:
1 . Mohammad Idran
2 . Abdrurrachman
How to Cite
Idran, M., & Abdrurrachman. (2023). TINJAUAN YURIDIS ATAS PERBUATAN TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG: (Studi Pada Pengadilan Negeri Menggala). Jurnal Hukum Legalita, 5(2), 156–171. https://doi.org/10.47637/legalita.v5i2.955

Downloads

Download data is not yet available.